Kehidupan

Kehidupan
Perjuangan

Senin, 17 Mei 2010

Berita Menyikapi Perjuangan Propinsi Tapanuli


Pangkalan Brandan (SlB). Guna menyikapi perjuangan pembentukan Provinsi Tapanuli yang belakangan dirasakan bagaikan mengendur, mungkin karena perhatian masyarakat tersita oleh pesta demokrasi Pemilu Legislatif 9 April lalu, maka Jumat (17/4) malam para tokoh masyarakat Batak Kabupaten Langkat mengadakan pertemuan konsultasi di Gereja GKPA Pangkalan Brandan dipimpin Pdt Langsung Sitorus Sekum PGI Wil Sumatera Utara.

Dalam pertemuan itu, Pdt Langsung Sitorus menguraikan, bagaimana sebenarnya kehidupan orang Tapanuli (Batak) pada zaman Belanda dan setelah kemerdekaan Republik Indonesia. Ternyata menurut Pdt Langsung Sitorus, kehidupan orang Tapanuli di daerahnya jauh lebih maju di zaman Belanda daripada zamannya Indonesia Merdeka. Hal ini terjadi karena pemerintah justru tak pernah berpihak kepada pembangunan daerah Tapanuli.
Pertemuan para tokoh masyarakat Batak Langkat tersebut mencoba membuka dan melepas wawasan perjuangan Protap yang kelihatannya hanya akan menjadi komoditi politik jangka pendek para tokoh politikus. Dengan kepedulian hanya sebatas kedipan mata itu mengingatkan kembali bahwa Tapanuli adalah basisnya kemiskinan di Indonesia padahal sebenarnya bukan jalan yang berlubang-lubang tapi lubang lah yang berjalan-jalan. Hal itu merupakan dampak kemiskinan dan ketidakmampuan pemerintah mengatasi kehidupan masyarakat untuk mampu bersaing di era yang semakin memihak kepada orang–orang peringkat atas
Cara menutupi kekurangan pemerintah dalam pembangunan di daerah basis kemiskinan itu, dimunculkan isu-isu tak sedap bahkan cenderung memecah belah persatuan dan kesatuan. Peristiwa 3 Pebruari 2009 merupakan shock teraphy pembungkaman suara rakyat. Padahal harus difahami bahwa Propinsi Tapanuli sudah menjadi perjuangan masyarakat Tapanuli sejak puluhan tahun lalu. Kalau ditanya apa yang telah diperbuat pemerintah terhadap Tapanuli- selama 64 tahun Indonesia Merdeka? jawabnya lihat sendiri ” Sebaliknya coba tanya, berapa banyak anak-anak Tapanuli yang berjuang bagi bangsa memperjuangkan, mempertahankan dan mengisi kemerdekaan Indonesia?. Jawabnya, orang Tapanuli gudangnya. Siapapun tak kan bisa membantahnya, kami sungguh bangga jadi orang Tapanuli,” kata para tokoh Batak Langkat tersebut.
Isi pertemuan
Melalui buka wawasan dan diskusi ini, begitu sangat terasa kekecewaan yang mendalam terhadap pemikiran-pemikiran yang menyesatkan dengan menimbulkan SARA, semestinya Pemerintah berpikiran realistis terhadap ketimpangan pembangunan yang berjalan selama ini, secara khusus daerah Tapanuli. Pemekaran dalam semangat pembentukan Propinsi Tapanuli adalah murni untuk kesejahteraan masyarakat Tapanuli, bukanlah masalah-masalah lain yang sengaja dihembuskan untuk menghempang keinginan dalam kebersamaan membangun Tapanuli sejajar dengan daerah-daerah lain.
Unsur kesengajaan penghancuran karakter dengan tidak adanya pembangunan-pembangunan lapangan kerja, ketrampilan–ketrampilan pendukung pada daerah Tapanuli. mengajak masyarakat menjalankan lubang-lubang dan melubangkan jalan-jalan. Tapanuli adalah bagian daerah Indonesia dan juga bagian masyarakat Indonesia yang berhak menerima pembanguan yang setara dengan daerah-daerah lain.
Belajar dari sejarah sangat penting itulah Tapanuli. Beberapa pandangan dan himbauan Masyarakat Batak Langkat yang tercetus pada pertemuan itu:
(1) Kepada aparat penegak hukum agar meletakkan dasar keadilan dan praduga tak bersalah bagi proses peradilan terhadap peristiwa 3 Pebruari 2009;
(2) Kepada saudara-saudara yang berada dalam ketidakpastian hukum, Ir GM Chandra Panggabean Cs, kiranya tetap kuat dan dimampukan, senantiasa bersandar pada Tuhan. Kebenaran pasti akan terbukti Kami Masyarakat Batak Langkat senantiasa mendoakan dan memberikan dorongan spirit atas perjuangan Protap.
(3) Masyarakat Batak jangan pernah melupakan tanah leluhurnya hanya karena agama, golongan, atau kepentingan sejenak politikus, tetapi saling bergandengan tangan, mengeratkan dan mempersatukan visi dalam membangun Tapanuli
(4) Masyarakat Batak harus menyadari, kita adalah orang-orang yang terberkati dan diberikan kemampuan intelegensi tinggi, mampu berjuang dan selalu mampu untuk yang terdepan dalam segala situasi.
(5) Masyarakat Batak dihimbau untuk menyatakan kepeduliannya terhadap perjuangan Propinsi Tapanuli dengan melakukan pertemuan-pertemuan intensif bagi pencepatan proses Propinsi Tapanuli, dimanapun berada yang dimulai dari pertemuan pada satu kelurahan/kecamatan, kabupaten dan propinsi
(6) Masyarakat Batak dimanapun berada dihimbau sesegera mungkin untuk memulai dengan program Peduli Kasih Protap sebagai bagian pembangunan Propinsi Tapanuli nantinya
(7) Masyarakat Batak jangan pernah gentar atau takut dalam memperjuangkan Propinsi Tapanuli demi kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat Tapanuli
(8) Masyarakat Batak di perantauan dan yang mempunyai keahlian dalam bidangnya masing-masing, mari arahkan mata dan hati bagi kemajuan pada tanah leluhur tempat nenek moyang kita dilahirkan.
Para tokoh Batak Langkat yang menghadiri pertemuan tersebut antara lain: Pdt SA Sigalingging STh Penanggung jawab K2HT Kabupaten Langkat, Pdt Langsung Sitorus Sekum PGI W Sumut, St Drs Maralo Tambunan Ketua Sahabat Langkat, St H Aritonang Penasehat Sahabat, H Simamora dari Parkindo (Partisipasi Kristen Indonesia), M Simarmata SPd dan RL Rajagukguk SPd. (M38/d)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar